International Batik Center (IBC) yang telah dinanti-nanti oleh para pengrajin, pengusaha, pemerhati dan pecinta
batik akhirnya di launching pada tanggal 03 Maret 2012. Awalnya IBC akan di launching pada bulan Februari 2012, namun karena masih ada beberapa pekerjaan teknis yang belum selesai, maka agenda launching dijadwalkan pada bulan Maret 2012. Sedangkan pemilihan tanggal 3 Maret 2012 hanya dilandaskan kepada pemilihan hari sabtu dan tanggal muda, dimana akan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada para pelaku
batik yang berasal dari luar kota Pekalongan seperti Jakarta, demikian sambutan yang diberikan oleh Yusuf Gunawan Preskom PT Guna Group yang merupakan owner dari IBC ini.
Di sela-sela sambutannya ternyata ada salah satu hadirin yang merupakan kolega dari Yusuf Gunawan, menyampaikan bahwa hari ini tanggal 03 Maret juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya Yusuf Gunawan. Maka tak pelak lagi panitia launching IBC langsung menyiapkan kue ulang tahun. Lagi-lagi Yusuf Gunawan menyebutkan bahwa pemilihan tanggal launching tidak ada hubungannya dengan hari kelahirannya, namun semata-mata karena pertimbangan bisnis dimana dipilih tanggal muda dan weekend yang memungkinkan para undangan untuk mendatangi acara launching IBC ini.
Peresmian beroperasinya gedung International Batik Center ini juga dihadiri oleh Menteri Negara Percepatan Daerah Tertinggal, Helmy Faisal Zaini. Helmy yang merupakan asli orang Cirebon, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pintu gerbang budaya
batik adalah Pekalongan, makanya sangat tepat jika keberadaan International Batik Center berada di Pekalongan.
Helmy juga sangat berkepentingan untuk mengangkat dan meningkatkan bisnis batik, karena bisnis
batik merupakan salah satu denyut nadi UKM di Indonesia. Sehingga perkembangan bisnis
batik adalah kinerja dari kementrian PDT yang dipimpinnya. Oleh karena itu, dia mewajibkan setiap jajaran kementrian PDT untuk menggunakan busana
batik pada hari jumat, dan mengenakan sanksi bagi yang melanggarnya.
Di akhir sambutannya, Helmy menginstruksikan kepada seluruh rombongan kementrian PDT untuk wajib membeli
batik dari IBC ini, sebagai wujud turut serta mengangkat dan mempertahankan budaya
batik serta kemajuan UKM di Indonesia.
Sementara itu, dewan pembina IBC Habib Lutfi bin Ali bin Yahya yang merupakan tokoh ternama di Pekalongan menyampaikan bahwa budaya
batik yang merupakan turunan luhur dari nenek moyang Pekalongan dan bangsa Indonesia, harus terus dipertahankan, terutama oleh generasi muda saat ini. Mempertahankan budaya
batik tidak hanya cukup dengan menggunakan pakaian busana batik, tetapi harus benar-benar mengerti proses pembuatan dan makna dari motif
batik itu sendiri. Tidak jarang orang yang menggunakan tekstil bermotif batik, padahal itu sebenarnya bukan batik. Batik yang asli adalah
batik tulis,
batik cap, dan kombinasi keduanya, dimana proses pembuatannya membutuhkan cairan lilin malam sebagai penghalang dalam proses pewarnaan.
Hadir juga dalam acara launching International Batik Center ini adalah Ibu Larasati Suliantoro Sulaiman, yang merupakan ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia "Sekar Jagad". Beliau juga turut aktif dalam proses acar launching IBC ini yang ditandai dengan pemukulan lesung (alat penumbuk padi) secara bersamaan. Pemukulan lesung yang merupakan simbol kebersamaan dan kebarokahan, sebagai tanda beroperasinya IBC ini dilakukan oleh Preskom PT Guna Group Yusuf Gunawan, Menteri Negara PDT Helmy Faisal Zaini, Penasehat IBC Habib Lutfi bin Ali bin Yahaya, Bupati Pekalongan Antono, ketua paguyuban pecinta
batik Indonesia Ibu Larasati Suliantoro Sulaiman.
Semoga dengan diresmikannya IBC ini tidak hanya merupakan simbol arogansi semata, namun lebih kepada mengedepankan budaya
batik dan meningkatkan perekonomian UKM batik. Pihak manajemen IBC juga agar tetap menjaga komitmen untuk mengawasi
batik yang asli (tulis, cap, atau kombinasi keduanya) yang hanya boleh diperjualbelikan di area IBC serta selalu berusaha untuk menciptakan iklim yang kondusif dan meramaikan IBC melalui event-event yang berskala nasional ataupun internasional.
Disadari atau tidak nama Pekalongan sudah sangat dikenal sebagai kota Batik, sehingga orang yang mencari
batik di Pekalongan pasti sudah membawa harapan dan angan bahwa membeli
batik di pusat kota
batik tentunya harganya lebih murah dari kota lainnya. Sehingga jika harga jual
batik di IBC lebih mahal dibandingkan dengan di pasar
batik di kota lain, tentunya ini akan berdampak buruk kepada perkembangan IBC itu sendiri.